Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Jember Jawa Timur. Dalam kunjungannya, Mensos melakukan evaluasi adanya ribuan bantuan sosial yang belum terdistribusikan ke keluarga penerima manfaat (KPM), Sabtu (28/8/2021).
Dalam kesempatan tersebut, Mensos memberikan peringatan dan teguran keras kepada Bank penyalur Bansos di Jember. Mensos memberikan peringatan keras, supaya ada transparansi data dari pihak Perbankan dan Kemensos. Sehingga diketahui, letak persoalan ada di titik mana terkait belum terdistribusinya Bansos dari Kemensos.
Momen Risma emosi terjadi saat rapat yang dilakukan di sebuah hotel. Tampak hadir Bupati Jember, Hendy Siswanto beserta Wakilnya Gus Firjaun.
“Saya kasih peringatan, itu tinggi sekali (data warga yang belum menerima bantuan). Kemarin di Bandung, saya dapati data, ada 5 ribu yang belum disalurkan, saya pikir itu sudah tinggi sekali. Ini di Jember malah 8 ribu totalnya. Tolong diperbaiki ya, ” ujar Risma dengan nada tinggi.
Kemudian, pejabat Bank BUMN itu berusaha untuk memberi penjelasan tentang penyebab penyaluran bansos tidak bisa segera dilakukan. Dicontohkannya, kendala teknis perbankan. Namun, penjelasan itu justru membuat Risma semakin marah.
“Anda tidak pernah merasakan kan, bahwa ketika seorang anak yang menjadi yatim piatu karena orang tuanya meninggal covid, lalu besok dia kesusahan makan, ” tegas Risma.
Risma menganggap, sistem birokrasi di Bank tersebut telah menghambat, bahkan sengaja mengulur pencairan. Padahal, pemerintah melalui Kemensos sudah bekerja keras agar dana bisa masuk ke perbankan sesuai jadwal, persisnya pada akhir Maret lalu.
“Kita kemarin di akhir Maret itu sudah seperti perang di Kemensos. Di kantor sampai pagi, ” jelas Risma.
Lambatnya penyaluran bantuan oleh bank tersebut, dinilai berbahaya. Sebab, jika sampai beberapa minggu ke depan bantuan belum juga dicairkan oleh Bank BUMN tersebut, maka bantuan akan hangus.
“Anda yang tanggung jawab, kalau itu sampai tidak bisa dicairkan, ” tegas Risma lagi.
Menurutnya, Bank seharusnya lebih proaktif dalam mencairkan dana bantuan yang sudah susah payah diupayakan pemerintah.
“Itu kalau ribuan orang (yang belum dapat bantuan) berdoa semua, bisa hancur kalian semua, ” tutur Risma.
Risma menganggap, tindakan Bank tersebut sengaja menyusahkan rakyat kecil yang sudah terdampak pandemi. Di sisi lain, pemerintah kerap menerima keluhan atau tudingan tentang warga miskin yang terdampak pandemi namun belum juga tersentuh bantuan.
“Saya tiap hari baca di media, orang fakir miskin yang tidak tersentuh bantuan. Padahal pagunya ada. Kita terus yang disalahkan. Padahal, tidak semua orang di Kemensos itu pencuri, ” ucap Risma.
Usai rapat, Risma menolak diwawancarai, alasannya bergegas menuju ke Lumajang Jawa Timur untuk agenda yang sama.
Hadir mendampingi Mensos, Bupati Jember Hendy Siswanto, Anggota Komisi VIII DPR RI Umar Bashor, Dirjen Linjamsos Pepen Nazaruddin, Dirjen PFM Asep Sasa, Sekretaris Linjamsos Roben Rico dan Staf Khusus Menteri Sosial.***